Allah Subhanahu wata’ala dalam ayat di atas memerintahkan setiap manusia untuk melihat apa yang dia makan, apa yang masuk ke dalam perutnya. Perintah tersebut mengandung beberapa hikmah:
Pertama: Agar manusia berfikir tentang kebesaran Allah SWT yang telah menyediakan makanan untuk keperluan hidup manusia. Berkata Imam Qurtubi dalam tafsirnya (20/143): “Maka hendaknya manusia melihat bagaimana Allah menciptakan makanan untuk manusia, yaitu makanan yang merupakan kebutuhan pokok hidupnya, bagaimana Allah menyediakan baginya sarana kehidupan, hal ini agar dia mempersiapkan diri untuk kehidupan di akherat.”
Makanan yang tersedia tidak begitu saja terwujud dalam keadaan siap saji, tetapi memerlukan proses yang begitu panjang, dimulai dari turunnya hujan, dari air hujan tersebut, maka tanah-tanah menjadi subur, dan darinya tumbuh tumbuhan hidup dan berkembang sehingga berbuah, dan buah tersebut bisa dimakan manusia. Begitu juga bagian-bagian lain dari tumbuh-tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia.
Kedua: ketika memerintahkan setiap manusia untuk melihat apa yang dimakan, Allah SWT menyebutkan beberapa nama makanan yang sebenarnya sangat bagus untuk keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri, seperti biji-bijian, sayur-sayuran, zaitun, kurma, kebun-kebun yang lebat, dan buah-buahan.
Ketiga: perintah untuk memperhatikan makanan, adalah perintah untuk berhati-hati memilih makanan, agar kita tidak sembarangan mengkonsumsi makanan yang membahayakan kesehatan kita. Diantara makanan-makanan yang bisa memicu terjadi penyakit maag adalah makan-makanan yang mengandung lemak, seperti coklat, gorengan, minuman bersoda, minuman yang beralkohol, produk olahan susu yang tinggi lemak, daging tinggi lemak, kafein yang terdapat dalam kopi. Begitu juga makanan terlalu pedas dan lain-lainnya. Orang yang sembarangan makan tanpa melihat dan meneliti makanan tersebut, berarti tidak mengamalkan ayat di atas, oleh karenanya dia sangat rentan terkena penyakit maag.
Keempat: perintah untuk memperhatikan makanan, juga berarti perintah untuk memperhatikan kapan seharusnya orang itu harus makan. Makan yang menyehatkan tubuh kita, adalah makan terartur akan memicu munculnya penyakit maag. Begitu juga terlambat makan atau makan tergesa-gesa dan terlalu cepat, juga memicu penyakit maag.
Kelima: perintah untuk melihat makanan, juga perintah agar makanan yang kita makan tidak berlebihan, sebagaimana firman Allah SWT:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (31
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, danjanganlah berlebih-lebihan. Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Qs. Al A’raf: 31)
Maha Benar Allah, ternyata dalam penelitian ditemukan bahhwa makan dalam porsi yang banyak dan berlebihan memicu munculnya penyakit maag. Bahakan jika maag sudah sangat parah, akan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
Keenam: Pikiran dan Emosi Pemicu Penyakit Maag
Jauh-jauh sebelumnya Allah telah memberikan petunjuk kepada umat Islam di dalam firman-nya agar seorang muslim tidak stress dan tekanan batinnya dalam keadaan apapun juga.
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.” (Qs. Yunus: 62-63)
Tekanan batin dan kecemasan serta kesedihan akan menyebabkan kadar asam lambung meningkat tajam dan ini berujung pada maag dan perih pada lambung. Begitu juga, ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan, serta perasaan negatif -khususnya saat makan- akan merangsang sistem syaraf simpatik yang mengakibatkan berkurangnya enzim-enzim pangkreas, sehingga menciptakan kesulitan di dalam pencernaan makanan. Ini semua berakibat perut kembung, munculnya gas, menyebabkan penyakit ulu hati, dan masalah dalampencernaan lainnya. Selain itu, juga akan mengakibatkan peningkatan korsitol yang akan menekan kekebalan tubuh, selanjutnya berakibat pada terbentuknya sel kanker.
Stress juga bisa memicu seseorang untuk mengkonsumsi obat penenang atau merokok atau minuman-minuman beralkohol, itu semua akan menyebabkan tukak lambung terganggu.
Di sisi lain Allah menjelaskan bahwa sifat orang bertaqwa adalah mampu menahan kemarahannya yang sedang berkecamuk di dalam dirinya. Allah berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qs. Ali Imran: 133-134)
Kemarahan konon dapat menyebabkan rheumatoid ar-thritis, serangan jantung, kanker, tekanan darah tinggi, stroke, serta tukak lambung. Ketika seseorang sangat marah, tekanan darahnya akan meningkat tajam, maka resiko serangan jantung dan stroke akan menjadi lebih tinggi. Begitu juga kadar asam lambung yang meningkat juga memberi efek ketegangan yang berujung sakit pada tukak lambung.
Orang yang tidak mampu mengendalikan amarah dan emosinya, apalagi kalau emosi itu berujung kepada kebencian dan permusuhan, maka akan mengakibatkan adrenalin dan tekanan darah meningkat, maka resiko terkena penyakit jantung menjadi tinggi.
Mudah-mudahan kita bisa lebih memperhatikan setiap makanan yang akan kita masukan ke dalam tubuh kita, sekaligus bisa selalu berfikir positif, serta menjauhi dari rasa dendam, kebencian dan amarah kepada orang lain. Wallahu A’lam.