Penemuan mayat bocah dalam kardus di Kalideres, Jakarta Barat pada Sabtu (3/10) menyentak publik. Bagaimana tidak, bocah perempuan berusia 9 tahun itu diperkosa, dibunuh dengan keji, lalu dimasukkan ke dalam kardus, dan dibuang di pinggir jalan.
Polisi pun mengerahkan kekuatan besar agar bisa mengungkap kasus pembunuhan dan pemerkosaan ini secepatnya. Titik terang untuk mengungkap misteri pembunuh bocah ini pun mulai muncul.
Bocah yang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa itu sebelumnya hilang sejak Jumat (2/10) saat pulang sekolah. Bocah yang dikenal ceria tersebut memang biasa pulang sekolah sendiri.
Setelah ditemukan tewas, jenazah bocah kemudian diautopsi di RS Polri Kramat Jati atas izin keluarga. Dari autopsi, terungkap bahwa bocah tewas dengan cara dicekik. Pembuluh darah korban pecah hingga mengeluarkan darah di mulut, hidung dan telinga.
Sebelumnya, dia diduga mengalami kekerasan seksual karena bercak sperma ditemukan di tubuhnya. Pelaku juga diduga melakukan tindakan sadis lainnya yaitu menginjak tubuh bocah agar bisa masuk ke dalam kardus.
Polisi optimistis bisa mengungkap pembunuhan keji ini. Penyisiran lokasi penemuan bocah dalam kardus dilakukan sejak pukul 14.00 WIB dan mendapatkan sejumlah benda yang mungkin akan memberikan petunjuk dalam mengungkap pelaku.
"Tadi sudah ditemukan lakban dan potongan rambut seukuran 10 cm di dekat got," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti kepada wartawan di lokasi, Minggu (4/10/2015).
Polisi juga membawa anjing pelacak bernama Tina ke lokasi. Dia mulai bertolak dari sebuah gang sempit, di mana mayat korban ditemukan lalu lari ke arah timur ke dekat pembuangan sampah yang berada di bawah jembatan. Melewati lahan kosong, Tina menyusuri got dan berhenti di dekat sumur milik warga.
Anjing tersebut kemudian mengitari rumah warga sebanyak 3 kali. Namun, tidak ada sesuatu barang yang ditemukan polisi yang berkaitan dengan peristiwa pembunuhan.
Belum ada hasil dari penelusuran dengan anjing pelacak, polisi kemudian menganalisis rekaman CCTV yang tak jauh dari lokasi pembuangan mayat bocah itu. Dari rekaman CCTV terlihat ada pemotor yang melintas dan membawa kardus. Meski tak begitu jelas, rekaman CCTV ini menjadi salah satu titik terang di kasus ini.
"Memang ada rekaman CCTV dan sedang kita analisis, tapi belum tentu orang yang terlihat di CCTV itu adalah pelakunya, yang pasti kami masih mencari segala bukti maupun petunjuk, bukan hanya dari CCTV saja," ujar Krishna.
Rekaman CCTV itu diperoleh tim kepolisian Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Jakbar dan Polsek Kalideres dari sebuah gudang yang berjarak sekitar 500 meter dari TKP, di Kampung Belakang, Kamal, Kalideres, Jakbar. Gudang berisi besi-besi tua tersebut adalah milik Sujaroadi (54).
Lokasi gudang berada di hook yang di belakangnya terdapat sebuah jalan kecil yang hanya bisa dilalui motor saja. Setelah ramai penemuan mayat bocah di dekat gudangnya itu, Sujaroadi pun sempat mengecek rekaman CCTV-nya pada Sabtu (3/10) sore.
CCTV merekam 2 pemotor yang melintas dalam tempo yang berbeda. Di rekaman pada pukul 18.04 WIB, ada pemotor yang melintas dengan posisi membelakangi kamera CCTV atau dari gang besar ke gang kecil yang merupakan tempat korban ditemukan.
"Nah kalau yang kedua itu, besar kardus dan warna kardus yaitu coklat, itu persis dengan kardus yang dipakai untuk membuang korban," kata Sujaroadi.
Sayangnya, sosok pembawa kardus itu tak begitu tampak karena lampu motor menyala dan membuat kamera terpendar. Pemotor itu memakai jaket namun tidak memakai helm. Kardus tersebut diletakkan di jok belakang motor dan disandarkan ke punggung pemotor.
Siapakah pria misterius itu? Apakah rekaman CCTV ini bisa menjadi kunci untuk membuka misteri pembunuhan keji bocah dalam kardus? (detik.com)