Kopral Kepala (Cpm) Partika Subagyo Lelono kembali beraksi. Di hari ulang tahun (HUT) TNI ke 70, pria kelahiran Banyuwangi 14 Desember 1963 tersebut bagi-bagi angpau untuk 20 sopir becak, di depan Markas Detasemen Polisi Militer IV/4 Solo.
Namun cara pria yang sering disapa Kopral Bagyo berbagi rezeki ini unik. Dengan mengajak sejumlah anggota Polri dan rekannya di Denpom Solo, dia memberhentikan puluhan sopir becak yang sedang melintas di depan markas.
Seperti layaknya razia, para pengayuh becak diminta berhenti dan membuka dompet. Dengan cara digendong oleh anggota Denpom dan polisi, mereka melakukan sidang di tempat. Bukanlah surat-surat yang diperiksa. Namun uang yang ada di dalamnya. Jika para abang becak tak mempunyai uang maka mereka akan diberikan sanksi.
"Ada 2 sanksi, yang pertama kita kasih uang masing-masing Rp 20 ribu. Sanksi kedua adalah mereka kita berikan makan dan angkringan gratis," ujar Bagyo.
Di HUT TNI ke 70 ini Bagyo yang akan memasuki masa pensiun 2 bulan lagi tersebut berharap agar TNI bisa lebih maju dalam mengemban tugasnya. TNI bersama Polri, lanjut dia bisa selalu hidup rukun dan berdampingan menjaga NKRI.
"Setelah saya pensiun, saya mendapat tugas dari Pangdam Diponegoro menjadi Duta Narkoba. Kita akan bersama-sama memberantas peredaran narkoba dari negeri ini," tandas pria berkumis tebal dengan segudang prestasi itu.
Perasaan bahagia dan bangga juga dialami para pengayuh becak. Sukidi (69) warga Wonogiri yang tinggal di Limolasan Solo mengaku senang bisa merayakan HUT TNI. Sebagai wong cilik, ia merasa dihargai dan dihormati.
"Saya tadi kaget, kok ada razia, eh tak tahunya malah dapat rezeki. Saya digendong, terus dikasih uang Rp 20 ribu dan dapat makan gratis. Alhamdulillah," katanya.
Sukidi mengaku mengayuh becak sejak tahun 1967. Dalam sehari dia mengaku mendapatkan uang. Sekitar Rp 80 ribu."Tadi masih sepi penumpang, kok malah dikasih uang sama makan," pungkasnya. (merdeka.com)