Tidak ada perbedaan antara orang yang berpuasa atau tidak, tentang wajibnya menghadiri undangan walimah. Akan tetapi diperbolehkan bagi orang yang sedang berpuasa untuk menghadirinya saja tanpa menyantap hidangan yang disediakan. Namun tetap dianjurkan agar mendoakan orang yang mengundangnya.
Dasarnya adalah hadits Abu Hurairah Radhiallohu’anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Sholallohu’alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ فَلْيُجِبْ، فَإِنْ كَانَ صَائِمًا فَلْيُصَلِّ، وَإِنْ كَانَ مُفْطِرًا فَلْيَطْعَمْ
“Jika salah seorang dari kalian diundang, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia sedang puasa, maka hendaklah ia berdoa untuk tuan rumah, jika ia tidak puasa, maka hendaklah ia makan.” (HR. Muslim)
Dan jika mau, ia pun diperbolehkan untuk memakannya dan membatalkan puasanya.
Dasarnya adalah hadits dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiallohu’anhuma, ia berkata bahwa Rasululloh Sholallohu’alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى طَعَامٍ فَلْيُجِبْ، فَإِنْ شَاءَ طَعِمَ، وَإِنْ شَاءَ تَرَكَ
“Apabila salah seorang dari kalian diundang makan, maka hendaklah ia menghadirinuya. Jika menghendaki ia diperbolehkan makan dan jika tidak menghendaki, maka iapun diperbolehkan untuk tidak makan.” (HR. Muslim)
Tidak Boleh Menghadiri Undangan Walimah
jika Terdapat Kemaksiatan
Dasarnya adalah hadits ‘Ali bin Abi Thalib Radhiallohu’anhu, bahwa ia memasak makanan dan mengundang Rasululloh Sholallohu’alaihi wa Sallam, maka beliau datang dan beliau melihat pada rumah tersebut ada tirai yang terdapat padanya gambar (makhluk bernyawa), lalu beliau kembali pulang. Maka ia berkata: “Ya Rosululloh, ayah dan ibuku jadi tebusanmu, apa yang menyebabkanmu kembali lagi?”
Maka Rasulullah Sholallohu’alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ فِيْ البَيْتِ سِتْرًا فِيْهِ تَصَاوِيْرُ، وَإِنَّ المَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيْهِ تَصَاوِيْرُ
“Sesungguhnya di rumah itu terdapat tirai yang bergambar dan sungguh para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar.”(HR. Abu Ya’la)
Imam al-Bukhari Rahimahulloh menulis bab khusus dalam kitab Shahīhnya:
Bab: (Bolehkah seorang kembali pulang jika ia melihat kemungkaran pada undangan itu? Ibnu Mas’udRadhiallohu’anhu melihat gambar pada sebuah rumah, maka ia pun kembali pulang. Ibnu ‘UmarRadhiallohu’anhu mengundang Abu Ayyub al-Anshari Radhiallohu’anhu, ia melihat tirai yang menutupi dinding, Ibnu ‘Umar mengatakan: “Sesungguhnya kami dipaksa oleh kaum wanita.”. Abu AyyubRadhiallohu’anhuv berkata: “Siapakah yang aku harus takut kepadanya? Dan aku tidaklah takut pada-mu. Demi Alloh, aku tidak akan menyantap makanan kalian.” Maka ia pun kembali).
Dan disebutkan dalam hal ini hadits Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiallohu’anha, bahwa ‘Aisyah Radhiallohu’anha membeli bantal yang terdapat padanya gambar-gambar.
Ketika Rasulullah Sholallohu’alaihi wa Sallam melihatnya, beliau berdiri saja di depan pintu dan tidak masuk. ‘Aisyah Radhiallohu’anha melihat tanda ketidaksukaan pada wajah beliau, lalu berkata: “Aku bertaubat kepada Alloh dan kepada Rasul-Nya. Apa kesalahanku?.” Rasulullah Sholallohu’alaihi wa Sallambersabda: “Untuk bantal-bantal ini?”
Maka aku berkata: “Aku membelinya agar engkau dapat duduk di atasnya dan bersandar padanya.”. Maka Rasulullah Sholallohu’alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيُقَالُ لَهُمْ: أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ. وَقَالَ: إِنَّ الْبَيْتَ الَّذِي فِيهِ الصُّوَرُ لاَ تَدْخُلُهُ الْمَلاَئِكَةُ
“Sesungguhnya pelukis gambar-gambar ini akan diadzab pada hari kiamat, dan akan dikatakan kepada mereka: Hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan itu! Sesungguhnya rumah yang terdapat gambar-gambar tidak akan dimasuki para malaikat.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Mendoakan Pihak yang Mengundang pada Acara Walimah
Bagi yang diundang dianjurkan untuk memohonkan ampunan bagi pihak yang mengundang, dan dianjurkan mendoakan dengan doa-doa yang disunnahkan, seperti:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ، وَارْحَمْهُمْ
Ya Allah berkahilah mereka pada rezeki yang telah Engkau berikan pada mereka dan ampunilah mereka serta rahmatilah mereka.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Sarjas Radhiallohu’anhu, ia berkata:
“Aku mendatangi Rosululloh Sholallohu’alaihi wa Sallam dan menyantap hi-dangan beliau lalu aku berdoa: Semoga Alloh mengampunimu wahai Rasulullah.”. Maka Rasulullah Sholallohu’alaihi wa Sallam menjawab: “Dan semoga ia mengampunimu juga.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan juga dari ‘Abdullah bin Busr Radhiallohu’anhu, ia berkata:
“Rasulullah Sholallohu’alaihi wa Sallam datang bertamu ke rumah ayahku, dan aku menghidangkan kepada beliau makanan dan kurma yang segar, maka beliau menyantapnya. Kemudian di-hidangkan kepada beliau kurma lain dan beliau memakannya. Beliau mengeluarkan biji kurma di antara dua jari beliau, dengan merapatkan jari telunjuk dan jari tengah. Kemudian dihidangkan kepada beliau minuman dan beliau meminumnya, kemudian beliau memberikannya kepada orang yang ada di kanannya. Ayahku berkata (pada saat itu ia memegang tali kekang kendaraan Rasulullah): “Berdoalah kepada Alloh untuk kami”. RasulullahSholallohu’alaihi wa Sallam bersabda:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ، وَارْحَمْهُمْ
“Ya Alloh berkahilah mereka pada rezeki yang telah Engkau berikan pada mereka dan ampunilah mereka serta rahmatilah mereka.” (HR. Muslim)
Bahkan dianjurkan juga bagi para undangan agar mengucapkan terima kasih kepada pihak pengundang.
Dasarnya adalah hadits Abu Hurairah Radhiallohu’anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Sholallohu’alaihi wa Sallam bersabda:
لاَ يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak bersyukur kepada Allah, orang yang tidak mampu berterima kasih kepada manusia (orang lain).”(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi)
Mendoakan Pengantin dan Keluarganya
Dengan Keberkahan dan Kebaikan
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits Ummul Mukminin ‘AisyahRadhiallohu’anha, yang di dalamnya disebutkan perkataan kaum wanita padanya: “Semoga tetap ber-ada pada kebaikan dan keberkahan dan semoga senantiasa baik-baik saja.”
Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah Radhiallohu’anhu, ia berkata: “Bahwa jika Rasulullah Sholallohu’alaihi wa Sallam mengucapkan selamat atas pernikahan seseorang, beliau berdoa:
بَارَكَ اللهُ لَكَ، وَبَارَكَ اللهُ عَلَيْكَ، وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا بِخَيْرٍ
“Semoga Allah memberkahimu, dan semoga Allah memberikan berkah atasmu, dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Sa’id bin Manshur)
Telah disebutkan pada hadits Anas Radhiallohu’anhu, bahwa RasulullahSholallohu’alaihi wa Sallamberkata kepada ‘Abdur Rahman bin AufRadhiallohu’anhu: “Semoga Alloh memberkahimu”.
Wallohua’lam