ilustrasi
Yakobus Kolo (14) siswa kelas I SMP Negeri Oe Ana, Desa Faennake, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), harus menanggung derita yang berkepanjangan.
Derita itu muncul lantaran mata sebelah kanannya buta pasca-operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, TTU. Bukan hanya itu saja, buah hati pasangan Zakarias Kolo dan Maria Nule itu juga mengalami pembengkakan jantung dan paru-paru, sehingga harus dirawat secara intensif di rumah sakit umum milik pemerintah itu.
Zakarias Kolo saat dihubungi Kompas.com Sabtu (19/9/2015) malam mengaku saat ini bingung dengan kondisi anaknya tersebut yang mulai kritis.
“Sebelum operasi, kondisi mata anak saya ini baik-baik saja dan normal. Tetapi setelah jalani operasi, mulai timbul bintik putih dan lama kelamaan tidak bisa lihat lagi bahkan hampir melorot keluar. Kami keluarga bingung dengan kondisi anak kami ini,” kata Zakarias yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Awalnya, kata Zakarias, pada Rabu (2/9/2015) anaknya mengeluh sakit di bagian paha dan perutnya kembung. Pada keesokan harinya, perut Yakobus terus membesar sehingga sekitar pukul 23.00 Wita, Yakobus pun dilarikan ke RSUD Kefamenanu. Setelah diperiksa lanjut, dokter pun menyarankan agar dilakukan operasi sehingga dirinya pun setuju untuk dilakukan operasi pada Jumat (4/9/2015).
Usai operasi usus, justru mata kanan anaknya mulai muncul titik putih dan bengkak, hingga bola matanya nyaris keluar, dan saat itu matanya pun buta hingga saat ini. Perut Yakobus pun semakin hari kian bertambah besar akibat pembengkakan jantung dan paru-paru.
“Tadi siang dokter sudah rontgen dan dokter mengatakan sebaiknya dirujuk ke Kupang saja karena di Rumah Sakit Kefamemanu tidak ada obat. Sebagai orang kampung yang tidak mengerti apa-apa, saya ikut saja apa kata dokter dan malam ini kami akan bawa anak saya ini ke Kupang, ” kata Zakarias.
Zakarias pun berharap dokter bisa segera menyembuhkan penyakit anaknya itu sehingga anaknya bisa bersekolah lagi. Sementara itu dihubungi terpisah, Direktur RSUD Kefamenanu, Wayan Niarta tidak merespon pertanyaan wartawan melalui pesan singkat. Begitu juga ketika ditelepon namun sedang tidak aktif. (kompas.com)