BERDUSTA merupakan hal yang sering kita lakukan. Baik secara sadar maupun tidak sadar melakukannya, orang yang berdusta ini sudah tidak takut lagi terhadap hukuman yang akan diberikan Allah, baik di dunia maupun diakhirat kelak. Hal ini berarti orang tersebut telah tertutup hatinya oleh banyak perbuatan buruk. Berikut hadits serta firman Allah SWT.
Allah SWT berfirman mengenai orang yang berdusta, “Terkutuklah orang – orang yang banyak berdusta.” (QS. Adz Dzaariyaat [51] : 10)
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Suatu khianat besar jika kamu berbicara pada kawanmu dan dia mempercayaimu sepenuhnya padahal dalam pembicaraan itu kamu berbohong padanya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
“Seorang mukmin memiliki tabiat atas segala sifat aib, kecuali khianat dan dusta.” (HR. Al – Baazaar).
Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian bersikap jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan dapat mengantarkan ke surga. Sesungguhnya seseorang senantiasa jujur sehingga ditulis sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta dapat menyeret kepada kejahatan dan kejahatan dapat menyeret ke dalam nereka. Sesungguhnya seseorang senantiasa berdusta hingga ditulis di sisi Allah SWT sebagai pendusta,” (HR. Bukhari).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al – Ash RA. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Ada empat sifat jika keempatnya ada pada diri seseorang berarti ia orang munafik tulen. Dan apabila ia memiliki salah satu dari empat sifat ini berarti ia memiliki salah satu sifat munafik hingga ia meninggalkan sifat itu : Apabila diberi amanah ia berkhianat, jika berbicara ia dusta, jika berjanji ia ingkari, dan jika bertengkar ia berbuat jahat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Samurah bin Jundab meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku melihat orang yang mendatangiku dan mereka berkata, ‘Orang yang engkau lihat mulutnya dikoyak tadi adalah seorang pendusta. Ia berbohong hingga kebohongannya tersebut dibebankan kepadanya sampai mencapai ufuk. Ia diberi beban seperti itu hingga hari kiamat’,” (HR. Bukhari).
Sumber : 1001 Siksa Alam Kubur/Ust. Asan Sani ar Rafif/Kunci Iman/Jakarta/2014/.